Rabu, 15 Februari 2012

Asal Muasal Imlek

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Imlek
Awalnya Berasal dari Tiongkok
Apa itu Imlek? Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tiongha. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Saat ini Imlek jatuh pada tanggal 12 Februari 2002 atau Tahun 2553 bagi orang Cina.
Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tiongha apapun agamanya, bahkan menurut Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tiongha Muslim juga merayakan Imlek.
Asal-usul Imlek berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Cina disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi.
Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki.
Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tiongha ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia. Dulunya, pada masa Bung Karno, perayaan ini boleh dirayakan tapi ketika masa Orde Baru, perayaan Imlek dibatasi. Presiden Soeharto mengeluarkan SK yang isinya mengizinkan, namun dirayakan di tempat tertutup. Setelah reformasi bergulir, pemerintah memberikan kelonggaran, terutamapada masa pemerintahan Gus Dur. Hari Raya Imlek menjadi hari fakultatif dan nantinya ada kemungkinan Imlek dijadikan salah satu hari besar nasional.
Sekarang tergantung pemerintah. Kalau pemerintah menganggap Imlek adalah bagian dari adat istiadat, tidak perlu dilarang, kata Herry Bastian, Ketua Penasehat Forum Kesatuan Masyarakat Riau. Contohnya bahasa Mandarin, dulu pemerintah juga melarang, tapi sekarang malahan menganjurkan untuk mempelajari dengan mendirikan sekolah-sekolah bahasa Asia seperti Mandarin dan Jepang.
Menurut Herry, semakin banyak menguasai bahasa bangsa lain, pengetahuan semakin luas. Dan semakin tahu apa kelebihan dan kebaikan dari bangsa lain. Saya sering katakan Bung Karno dulunya bersekolah di Sekolah Belanda, tapi dia bisa memimpin rakyat Indonesia melawan Belanda.
Pembimbing masyarakat Hindu dan Budha Departemen Agama Riau Drs Nyoman Buditha S mengatakan untuk menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional rasanya sangat susah, karena harus ada persetujuan dari pemerintah. Harus ada keputusan dari Menteri Agama RI, dan harus melalui Keputusan Presiden, katanya.
Barongsai dan Wushu
Tarian Barongsai sering ditampilkan dalam perayaan hari-hari besar Tiongha, salah satunya perayaan Imlek. Menurut bahasa Cina, Sai artinya Singa dan dianggap sebagai Raja binatang. Ceritanya dulu di Negeri Tiongkok, di setiap rumah pejabat tinggi ada dua patung Singa. Di samping untuk menjaga keselamatan, patung Singa dinilai membawa kemegahan, sekaligus juga membawa kebahagian dan rezeki. Dan entah apa sebabnya, Barongsai kemudian menjadi tarian pada setiap keramaian yang sifatnya agung.
Selain Barongsai, ada juga Wushu. Wu artinya silat, Shu berarti seni. Wushu adalah seni silat. Malahan sekarang Wushu dipertandingkan di PON. Namun di Pekanbaru, perkembangan Wushu ini belum kelihatan.
Masih Mengisolasi Diri
Hubungan antara masyarakat pribumi dengan etnis Tiongha selama ini telah berjalan baik. Kuncinya, kata Herry, saling menjaga diri dan jangan menyinggung yang sifatnya keagamaan. Di Riau, jumlah etnis Tiongha sekitar 3-4 persen. Diperkirakan sekitar 100 ribu orang lebih. Khusus di Pekanbaru sekitar 20 ribu orang lebih.
Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Depag Riau Drs H Syaiful Izam, mengatakan sampai saat ini kerukunan umat beragama yang ada di Riau masih dalam kondisi baik. Walau di sana sini banyak terjadi pertikaian, namun itu bukan termasuk isu sara, melainkan hanya masalah politik belaka. Ke depan, Depag Riau mempunyai program, yakni mengidentifikasi daerah-daerah rawan konflik yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Caranya, dengan mengadakan dialog, melakukan tatap muka antar umat beragama.
Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Riau KH Bachtiar Daud mengatakan Imlek bukan peringatan suatu agama yang ada di Indonesia, tapi, suatu hari raya pada umat Kongfhucu, yang pada umumnya mereka adalah orang-orang Cina.
MUI mengharapkan agar perayaan Imlek nanti mempunyai nilai positif bagi yang merayakannya. Bagi umat Islam, perayaan seperti ini juga harus dihormati. Umat Islam diharapkan ikut menjaga ketenangan sewaktu orang Tiongha merayakan hari raya.
Menurut Bachtiar selama ini ada kesan di masyarakat bahwa orang Cina yang tinggal di Riau selalu mengisolasi diri dari masyarakat dikarenakan masalah ekonomi dan agama. Ke depan, hendaknya masyarakat Cina bisa membaur dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, di mana mereka tinggal, karena mereka termasuk warga Indonesia, himbaunya.
Shio
Setiap Shio membawa sifatnya masing-masing. Seperti orang ber-shio Naga, mereka diyakini mempunyai banyak rezeki. Sesusah-susahnya, mereka tetap hidup senang. Tahun ini menurut Herry adalah (2002) Tahun Kuda. Kuda dikenal dengan sosok binatang yang selalu bekerja keras dan mempunyai fisik yang kuat. Tapi menurut sebagian kalangan, 2002 adalah Kuda air. Selain Shio Kuda, ada 11 jenis binatang lagi sesuai dengan hitungan bulan di kalender.
Imbauan
Herry Bastian mengimbau agar perayaan Imlek dirayakan sewajarnya, secara sederhana, tidak dengan menghambur-hamburkan uang atau penuh dengan kemewahan. Kita tidak perlu merayakan secara mewah dan menghambur-hamburkan uang sementara keadaan ekonomi kita masih dalam keadaan krisis. Kita harus prihatin dengan keadaan negara kita, imbaunya.
Sekalipun perayaan ini adalah menyangkut Hak Azasi setiap manusia, kata Herry, tapi orang Tiongha harus koreksi diri, menahan diri dan tahu diri. Wakil Pimpinan Bank Panin ini menganjurkan Imlek kali ini lebih baik dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga.
Nyoman juga mengingatkan agar perayaan ini dilaksanakan secara khidmat dan mengarah kepada hal-hal yang positif. Bukan malah membuat keributan di tengah-tengah masyarakat. Kita hidup bukan hanya dalam lingkungan umat Tiongha sendiri. Tapi kita hidup di lingkungan orang banyak yang beragam suku dan etnis, katanya mengingatkan.

Rabu, 25 Januari 2012

Asal Muasal Imlek

Ada sebuah legenda kuno yang mengisahkan asal usul tradisi perayaan Imlek di Tiongkok, begini ceritanya :
Dahulu kala ada seekor monster jahat yang memiliki kepala panjang dan tanduk yang tajam. Monster yang bernama nian ini sangat ganas, dia berdiam didasar lautan, namun setiap tahun baru dia muncul kedarat untuk menyerang penduduk desa dan menelan hewan ternak. Oleh karena itu setiap menjelang tahun baru, seluruh penduduk desa selalu bersembunyi dibalik pegunungan untuk menghindari serangan monster nian ini.


Pada suatu hari saat menjelang pergantian tahun, semua penduduk desa sedang sibuk mengemasi barang-barang mereka untuk mengungsi ke pegunungan, datanglah seorang lelaki tua berambut abu-abu ke desa itu. Dia memohon ijin menginap semalam pada seorang wanita tua dan meyakinkannya bahwa dia dapat mengusir pergi monster nian ini. Tak ada satupun yang mempercayainya. Wanita tua ini memperingatkan dia untuk ikut bersembunyi bersama penduduk desa lainnya, tetapi lelaki tua ini bersikukuh menolaknya. Akhirnya penduduk desa meninggalkan dia sendirian di desa itu.


Ketika monster nian mendatangi desa ini untuk membuat kekacauan, tiba-tiba dia dikejutkan suara ledakan petasan. Nian menjadi sangat ketakutan melihat warna merah, kobaran api dan mendengar suara petasan itu. Pada saat bersamaan pintu rumah terbuka lebar lalu muncullah lelaki tua itu dengan mengenakan baju berwarna merah sambil tertawa keras. Nian terkejut dan menjadi pucat pasi, dan segera angkat kaki dari tempat itu.


Hari berikutnya, penduduk desa pulang dari tempat persembunyiannya, mereka terkejut melihat seluruh desa utuh dan aman. Sesaat mereka baru menyadari atas peristiwa yang terjadi. Lelaki tua itu sebenarnya adalah Dewata yang datang untuk menolong penduduk desa mengusir monster nian ini. Mereka juga menemukan 3 peralatan yang digunakan lelaki tua itu untuk mengusir nian. Mulai dari itu, setiap perayaan Tahun Baru Imlek mereka memasang kain merah, menyalakan petasan dan menyalakan lentera sepanjang malam, menunggu datangnya Tahun Baru. Adat istiadat ini akhirnya menyebar luar dan menjadi sebuah perayaan tradisional orang Tionghoa yang megah dalam menyambut “berlalunya nian” (dalam bahasa Tionghoa, nian berarti tahun)


Orang Tionghoa selalu mengkaitkan periode waktu dari hari ke 23 hingga ke 30 dalam 12 belas bulan tahun lunar tepat sebelum Hari Raya Imlek sebagai “nian kecil”.


Setiap keluarga Tionghoa diharuskan membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka untuk menyambut datangnya tahun baru. Disamping membersihkan lingkungan sekitar, setiap keluarga Tionghoa membuat berbagai hidangan menyambut Imlek yang terbuat dari daging ayam, bebek, ikan dan sapi / babi, serta manisan dan buah-buahan. Tak ketinggalan pula para orang tua membelikan baju baru untuk anak-anaknya dan mempersiapkan bingkisan angpao saat mengunjungi kerabat dan keluarga.


Ketika malam Tahun Baru tiba, seluruh keluarga berkumpul bersama. Di wilayah utara Tiongkok, setiap keluarga memiliki tradisi makan kue bola apel, yang dalam bahasa Tionghoa-nya disebut Jiao, pelafalannya sama dengan kata bersama dalam bahasa Tionghoa, sehingga kue bola apel sebagai symbol kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Selain itu jiao juga bermakna datangnya tahun baru. Diwilayah selatan Tiongkok, masyarakatnya suka sekali memakan kue manisan Tahun Baru (yang terbuat dari tepung beras lengket), yang melambangkan manisnya kehidupan dan membuat kemajuan dalam Tahun Baru ini (dalam bahasa Tionghoa kata “kue” dan “membuat kemajuan” memiliki pelafalan yang sama dengan kata gao) Menjelang jam 12 malam, setiap keluarga akan menyalakan petasan.


Hari pertama Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa menggunakan baju baru dan mengucapkan selamat kepada orang yang lebih tua. Anak-anak yang mengucapkan tahun baru kepada yang lebih tua, akan mendapatkan angpao uang. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, mereka saling mengunjungi teman dan kerabat dekatnya.


Selama masa perayaan Tahun Baru Imlek, pada umumnya jalan-jalan diarea perdagangan penuh sesak dengan keluarga Tionghoa yang berbelanja untuk keperluan Imlek. Dibeberapa tempat diluar negeri biasanya diadakan berbagai acara hiburan menyambut Imlek seperti pertunjukkan Barongsai dan Naga, pasar bunga dan pameran klenteng.


Setelah hari ke 15 bulan pertama dalam kalender Lunar, adalah waktu diadakannya Festival Lentera, yang menandakan berakhirnya perayaan Tahun Baru Imlek. (erabaru.or.id)

Rabu, 16 November 2011

Kemala

Halo nama saya kemala putri saya duduk di kelas 3 sd jfk school umur saya 8 tahun agama katolik. saya sekolah di jfk school citra raya. hobi ku adalah menulis karena saya suka menulis.saya mempunyai keluarga ada 7 yaitu papa, mama, kakak perempuan ada 2, kakak laki laki ada 1, kakek, nenek, dan adik laki laki ku. kakak perempuan ku sudah kerja dan kakak laki laki ku sudah kerja juga seperti kakak perempuan ku. adik ku berumur 6 tahun. adik ku sekolah di jfk sama seperti ku yang sekolah di jfk.teman terbaik ku ada yang cowok dan ada yang cewek yaitu teman permpuan ku adalah enjel, rani, dan beatrice.dan. dan teman cowok adalah algi, nico, dylan.itulah boodata saya.

Rabu, 09 November 2011

Ban Sepeda Bocor

Waktu saya ingin berangkat sekolah, dengan sepeda tiba tiba ban sepeda saya bocor. Saya segera membawa
sepeda ke bengkel dan saya menunggu.Ketika 2jam kemudian saya segera membayar. Saya pun berangkat ke sekolah lagi dan saya bertemu dengan seorang yaitu teman saya yang bernama Rani dan saya bertemu lagi seorang teman bernama Diantha dan Mita.Saya pun melanjutkan perjalan ke sekolah untungnya saya tidak telat dan saya tidak sedih tetapi saya senang.inilah pengalamanku yang lumayan menyedihkan.tetapi dari pengalaman ini saya mendapat pelajaran bahwa darikali saya akan memeriksa ban sepda saya kalau ban sepeda saya sudah kempes saya akan mempompa ban sepeda saya yang kempes agar saat saya berangkat ke sekolah saya akan tidak akan ada gangguan seperti ini dan saya akan sampai dengan tepat waktu agar saya senang saat pelajaran.

Kamis, 27 Oktober 2011

Siska

Hai teman-teman nama ku Siska..Umur ku 10 tahun. Aku duduk di kelas 4 sd dan aku sekolah di jfk citra raya di situlah aku bersekolah. Hoby ku adalah berenang aku suka berenang karena aku bisa main air. Dan sahabat ku adalah aldy,flora,heykel,mario,dan aldo. Aku mempunyai kakak. Kakak perempuan ada 1.Kakak ku yang perempuan kuliah dan kakak cowok ku ada 2 yang satu lagi sudah menikah dan yang satu lagi masih kuliah.Kakek dan Nenek ku sudah meninggal lama sejak papa dan mama menikah.sekarang aku hanya mempunyai keluarga ada 5 orang karena koko ku yang satu lagi sudah menikah.Dulu keluarga ada 6 yaitu papa,mama,cici athing,koko angwang, dan koko aliong.itu adalah status diriku.teman-temanku,dan keluargaku aku juga menyebutkan nama teman-temanku yang terbaik bagi ku.

Kamis, 13 Oktober 2011

Ban Motor Bocor

Suatu hari saat ke sekolah tiba tiba terdengar suara ledakan ternyata ban motor papa ku bocor papa ku segera ke tukang tambal ban dan saat diperiksa ternyata ban motor papa ku terinjak paku itulah yang membuat ban motor papa ku bocor.

Tukang tambal ban segera menambal ban itu tetapi harus butuh waktu yang sangat lama tetapi waktu yang kumiliki masih sangat banyak karena aku berangkat jam 6 jadi masih banyak waktu yang kumiliki untuk menambal ban motor papa ku yang bocor.

Saatnya sudah selesai ban motor papa ku tidak bocor lagi papa ku langsung membayarnya dengan uang.setelah membayarnya papa mengantarku kembali ke sekolah dengan motor papa yang sudah diperbaiki.itu adalah pengalaman yang kualami.